Sebuah kisah tentang suatu tempat yang terkenal sebagai Kampung Lelembut atau Kampung Setan terletak di Kampung Randu Kulon.
Kampung ini dikenal sebagai salah satu kampung paling padat penduduk, kemudian dengan terjadinya deretan teror gaib akhirnya dikenal sebagai Kampung Lelembut atau Kampung Setan.
Sebelum tahun 2000-an, kampung ini dipenuhi berbagai cerita misteri dan kisah horor yang sulit dijelaskan dengan nalar manusia.
Dilansir dari YouTube
@Sunyi
Mencekam, kisah-kisah tersebut telah dituturkan secara turun-temurun oleh para penduduk asli kampung ini, menyimpan memori menyeramkan yang selalu diceritakan dengan nada penuh ketegangan.
Sebuah Kampung yang Penuh Misteri
Pada masa awal berdirinya, Kampung Randukulon hanya dihuni oleh beberapa kepala keluarga. Kondisi kampung yang sepi dan dikelilingi oleh hutan membuat suasana kampung ini semakin mencekam.
Salah satu kisah paling terkenal datang dari Mbah Kimon, seorang warga yang tinggal di kampung tersebut saat usianya masih sekitar 30-an.
Mbah Kimon kerap melihat sosok misterius di pos ronda yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya.
Setiap kali hujan turun, sosok itu selalu duduk sendirian di sana, tanpa melakukan apa pun.
Merasa penasaran, suatu malam Mbah Kimon memberanikan diri untuk menyapa sosok tersebut. Namun, yang ditemuinya bukanlah manusia biasa.
Pemuda asing yang duduk di pos ronda tidak pernah menjawab pertanyaan Mbah Kimon, hanya tersenyum tipis dan menghilang begitu saja setelah diajak bicara oleh Pak Muslim, imam surau di kampung itu.
Pertemuan dengan Pocong Pabrik Gula
Salah satu kejadian yang paling diingat oleh warga adalah pertemuan Mbah Kimon dengan pocong dari pabrik gula.
Ketika Pak Muslim datang untuk membantu, pocong tersebut justru merasuki tubuh istri Pak Muslim.
Meski akhirnya pocong itu berhasil diusir, peristiwa tersebut meninggalkan trauma mendalam bagi Mbah Kimon dan warga kampung.
Kisah Pak Salim dan Kemuningireng
Tidak hanya pocong, kampung ini juga dikenal dengan cerita tentang makhluk mistis lainnya, seperti Kemuningireng, makhluk hitam besar yang gemar memakan sisa gabah di sawah.
Pak Salim, salah satu warga yang pernah melihat makhluk ini, mengalami nasib buruk setelah menceritakan peristiwa tersebut kepada tetangganya.
Menurut mitos, siapapun yang melihat Kemuningireng dilarang keras untuk menceritakannya, karena makhluk ini akan mencium aroma darah manusia dan mengejarnya hingga berujung maut.
Pak Salim pun akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa setelah bertemu dengan makhluk tersebut.
Nyai Pikih: Sosok Wanita Bergaun Putih
Kisah lain yang tak kalah menyeramkan adalah tentang Nyai Pikih, sosok wanita bergaun putih yang sering terlihat di sekitar RT 5, kawasan yang paling dekat dengan rawa dan area pemakaman.
Nyai Pikih dikenal sebagai roh gentayangan dari seorang wanita yang meninggal sebelum hari pernikahannya.
Menurut warga, Nyai Pikih sering menampakkan diri kepada para lelaki, terutama yang tinggal sendirian di rumah-rumah yang berdekatan dengan kebun bambu.
Yudi, seorang remaja yang tinggal di RT 5, pernah mengalami pertemuan langsung dengan Nyai Pikih.
Setiap malam, Yudi mencium aroma melati yang menyengat dan mendengar ketukan di jendela kamarnya.
Puncaknya, Yudi melihat Nyai Pikih duduk di atas almari baju, tersenyum kepadanya.
Meski tidak mengalami kejadian buruk setelah pertemuan tersebut, Yudi tak pernah melupakan rasa takut yang mencekam saat melihat sosok Nyai Pikih.
Hingga saat ini, meskipun kampung ini telah berkembang pesat dan menjadi salah satu kampung yang padat penduduk, mitos dan cerita-cerita horor tentang Kampung Lelembut tetap hidup di kalangan masyarakat.
Warga kampung percaya bahwa hal-hal gaib masih ada di sekitar mereka, meskipun tidak lagi sejelas dulu.
cerita yang dituturkan selalu diiringi dengan peringatan untuk tidak meremehkan dunia lain, karena mereka yang menghuni alam ini masih berbagi ruang dengan manusia, bahkan di era modern ini.
Kampung Lelembut Randu Kulon, dengan segala misterinya, menjadi pengingat bahwa tidak semua hal bisa dijelaskan dengan logika manusia.
Sebagian besar warga masih meyakini bahwa kampung ini menyimpan aura mistis yang kuat, dan siapa pun yang datang ke sini harus menghormati keberadaan mereka yang tak kasat mata